Hikmah
3 min readAug 23, 2023

Terlalu Banyak Isi Kepala

https://id.pinterest.com/pin/503910645818801499/

Pernahkah kamu berpikir seperti apa isi kepala kita? Atau mungkin lebih tepatnya isi pikiran yang ada dalam kepala kita ini. Aku sering bertanya-tanya kenapa ada banyak hal yang bisa terpikirkan dalam satu waktu? Rasanya begitu melelahkan, jujur.

Aku sering merasakan bahwa isi pikiran dalam kepala ini sudah terlalu banyak, terlalu menumpuk, mungkin ibarat kabinet, itu semua sudah full, butuh kabinet baru untuk mengisinya, tetapi ketika beli kabinet baru pun, dalam sehari bisa full lagi. Membayangkan setiap hari sel-sel pada otak harus bolak-balik ke toko furniture untuk membeli kabinet-kabinet baru untuk mengisi banyaknya isi pikiranku tiap hari.

Membayangkan isi pikiranku seperti berkas-berkas peradilan kasus berat yang pernah kubaca, yang mana tiap kasus bisa beratus-ratus halaman, butuh print lebih dari 2, tinta 2 kali lebih banyak, bahkan kertas hvs satu rim pun tidak cukup. Sebanyak itukah isi pikiranku tiap hari? Tanyaku pada diri sendiri.

Jika orang bertanya “Kenapa semuanya harus dipikirkan? Padahal cuek akan beberapa hal akan mengurangi beban pikiran.”

https://id.pinterest.com/pin/31314159901098743/

Betul sekali. Aku bisa mengatakan kalimat itu memang tidak ada salahnya. Sikap cuek terhadap beberapa hal bisa membuat beban pikiran berkurang, sel-sel dalam otak tidak overload kerjaan untuk mengurus pikiran-pikiran tidak penting yang masuk dalam kepala ini.

Akan tetapi masalahnya tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Tidak semudah kita hadap kiri dan kanan. Tidak semudah itu. Tidak semua orang bisa melakukannya, tapi aku bisa tau bahwa jika kita memang niat untuk mengurangi beban pikiran, pasti bisa, tapi kembali lagi bahwa tidak semudah itu. Perasaan untuk menjelaskan mengapa tidak-semudah-itu-pun sulit kudeskripsikan rasanya. Makanya ada kalimat bahwa kamu tidak akan bisa memahami perasaan orang lain jika kamu tidak berada di sepatu yang sama dengannya.

Maka dari itu, aku sedikit demi sedikit, pelan-pelan mulai cuek akan beberapa hal, walaupun tidak banyak mengurangi jumlah beban pikiran yang lain. Tak apa. Bukankah setidaknya aku sudah mencoba?

Ada masa di mana aku merasa hal ini tidak perlulah kupikirkan, tidak perlulah kupusingkan, tidak perlulah ku terlalu perdulikan, tetapi tetap saja itu tidak benar-benar bisa dilakukan 100%, ibaratnya masih ada 0,00000001% akan tetap terpikirkan, seperti ada sel penyusup dalam otakku yang bekerja diam-diam tanpa izin ketua sel otak yang membuatku tetap memikirkan hal-hal yang harusnya sudah kuusahakan untuk tidak memikirkannya.

Efek dari banyak hal dari isi pikiranku ini membuatku terkadang banyak tidak fokusnya, sulit konsentrasi untuk melakukan hal yang biasanya harus kulakukan. Rasanya ingin ku tegur sel penyusup itu “BIARKAN AKU TENANG UNTUK MEMIKIRKAN HAL YANG SEPERLUNYA SAJA.”

https://id.pinterest.com/pin/563018695001821/
Hikmah
Hikmah

Written by Hikmah

orang random yang emang suka nulis hal random

No responses yet